Parotitis Mumps: Diagnosis, Tata Laksana, dan Edukasi Pencegahan Penularan pada Fasilitas Pelayanan Primer
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Latar belakang: Virus mumps adalah penyebab yang terbanyak kejadian parotitis. Penyebaran virus ini melalui droplet udara saat penderita batuk, bersin, dan berbicara. Hal ini membuat penyebaran penyakit ini sangat cepat. Di Indonesia, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat adanya peningkatan kasus mumps hingga mencapai 1.234 pada 2024.
Isi: Mumps disebabkan oleh kelompok paramyxovirus, sebuah virus rantai tunggal RNA yang tidak bersegmen. Diagnosis mumps pada layanan kesehatan primer ditegakkan secara klasik berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis, terutama gejala patognomonik parotitis. Sebagian besar kasus mumps bersifat self-limiting sehingga tata laksananya adalah suportif dan simptomatik. Kasus mumps yang disertai komplikasi memerlukan rujukan ke rumah sakit. Pencegahan penyebaran virus dapat dioptimalkan dengan konseling dan edukasi yang mencakup isolasi selama lima hari setelah gejala parotitis, proteksi diri, dan vaksinasi MMR sesuai dosis.
Kesimpulan: Parotitis mumps adalah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Diagnosis dan penanganan tepat, serta edukasi efektif dapat membantu menurunkan angka kejadian mencegah terjadinya komplikasi, dan epidemi.