Hubungan Kebisingan dan Masa Kerja terhadap Jenis Ketulian dan Stres pada Pekerja PT. Semen Tonasa
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Latar Belakang: Kemajuan teknologi sektor industri, telah menciptakan macam produk mesin yang seringkali menghasilkan timbulnya bising di tempat kerja. Gangguan pendengaran disebabkan beberapa faktor diantaranya: umur, intensitas bising, masa kerja, lama kerja dan penggunaan Advanced Package Tool (APT). Maka dari itu penelitian ini ingin mengetahui hubungan kebisingan dan masa kerja terhadap jenis ketulian dan stres pada pekerja.
Metode: Penelitian ini adalah analisis observasional dengan metode cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah pekerja pabrik PT. Semen Tonasa yang berjumlah 82 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan wawancara melalui kuesioner dan pengukuran intensitas kebisingan dengan Sound Level Meter serta data rekam medik.
Hasil: Penelitian menunjukkan dari 82 responden, didapatkan yang bekerja pada area bising <80 dB yaitu 30 orang, Yang bekerja pada area bising 80-100 dB yaitu 10 orang dan yang bekerja pada area bising >100 dB yaitu 42 orang. Kemudian didapatkan 30 orang diantaranya memiliki hasil pemeriksaan audiometri normal, 28 orang NIHL, 20 orang BCHL dan 4 orang campuran. Pada pekerja berusia 20-30 tahun yaitu 22 orang, berusia 31-40 tahun 17 sampel, berusia 41-50- tahun yaitu 33 sampel dan berusia >51 tahun yaitu 10 orang. Pada pekerja dengan masa kerja lebih dari 5 tahun yaitu 76 sampel dan 6 sampel dengan masa kerja ≤5 tahun. Pada pekerja tidak stres 30 orang, stres ringan 12 orang, stres sedang 18 orang dan stres berat 22 orang.
Kesimpulan: Derajat kebisingan memiliki hubungan signifikan dengan stres. Sedangkan tidak didapatkan hubungan antara masa kerja terhadap jenis ketulian. Masa kerja juga tidak memiliki hubungan signifikan terhadap stres.