UMI Medical Journal https://jurnal.fk.umi.ac.id/index.php/umimedicaljournal en-US medicaljournal@umi.ac.id (Irna Diyana Kartika) annisa.husain16@gmail.com (Annisa) Sun, 29 Jun 2025 08:12:24 +0000 OJS 3.1.1.4 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Umbilical Cord MSC-Secretome Therapy Enhances Erectile Function in Elderly Men https://jurnal.fk.umi.ac.id/index.php/umimedicaljournal/article/view/348 <p><strong><em>Background:</em></strong><em> Reduced erectile capacity often appears as part of physiological shifts during aging potentially implicating broader physiological or social realms. These declines originate from intricate underlying conditions: endothelial</em><em> dysfunction, unstable hormonal patterns, compromised vascular structures, oxidative stress escalations, and inflammatory cascades. Recently, attention has drifted towards secretome derived from umbilical cord mesenchymal stem cells (UCMSC)—an eclectic blend of cytokines, extracellular vesicles, and growth factors—suggesting foundational regenerative qualities surpassing conventional symptomatic therapies, like phosphodiesterase-5 inhibitors (PDE-5i</em><em>).</em></p> <p><strong><em>Methods:</em></strong><em> In this study, ederly male participants </em><em>(n=64, aged ≥60) diagnosed with erectile dysfunction (ED) received intracavernosal UCMSC-secretome injections every two weeks for three sessions. No control group was included; efficacy was tracked through pre- and post-intervention evaluations using the International Index of Erectile Function (IIEF-5).</em></p> <p><strong><em>Results:</em></strong><em> A statistically notable improvement emerged</em><em>—average IIEF-5 scores increasing by about 5.49 points (p&lt;0.001; Cohen’s d=1.99). With the satisfaction averaging approximately 8.03/10. </em></p> <p><strong><em>Conclusion:</em></strong><em> Extensive, </em><em>randomized controlled trials could more conclusively elucidate the genuine potential of secretome interventions.</em></p> Reza Aditya Digambiro, Wijaya Taufik Fiji; florinda Ilona, Julian Chendrasari ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.fk.umi.ac.id/index.php/umimedicaljournal/article/view/348 Sat, 28 Jun 2025 00:00:00 +0000 Pengaruh Penambahan Reagen Anti-Rh terhadap Pemeriksaan Kolesterol CHOD-PAP pada Serum yang Mengandung Eritrosit https://jurnal.fk.umi.ac.id/index.php/umimedicaljournal/article/view/360 <p><strong>Latar belakang:</strong> Hemolisis dalam specimen serum menyebabkan pelepasan hemoglobin yang dapat mengganggu akurasi hasil pemeriksaan kimia klinik, termasuk kadar kolesterol. Penambahan reagen anti-Rh diharapkan dapat mengendapkan eritrosit dan menurunkan kadar hemoglobin bebas sehingga hasil pemeriksaan kolesterol tidak terpengaruh. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan reagen anto-Rh terhadap hasil pemeriksaan kolesterol pada serum yang mengandung eritrosit.</p> <p><strong>Metode:</strong> Jenis penelitian adalah eksperimental dengan desain <em>static group comparison</em>. Serum hemolisis dengan kadar hemoglobin 0,53 g/dL, 0,81 g/dL dan 1,03 g/dL diberi tambahan reagen anti-Rh sebanyak 50 µL, 100 µL dan 200 µL. Kadar kolesterol diperiksa menggunakan metode CHOD-PAP [2]. Data dianalisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji lanjut <em>Post Hoc Duncan.</em></p> <p><strong>Hasil:</strong> Reagen Anti-Rh dapat mengendapkan dan memisahkan eritrosit dalam serum yang mengandung eritrosit; Reagen anti-Rh mempengaruhi secara signifikan dalam pemeriksaan kolesterol pada sampel yang mengandung eritrosit dengan nilai Sig &lt; 0,05 terhadap sampel yang mengandung eritrosit yang tidak ditambahkan reagen anti-Rh. Kadar Hb 0,53 g/dL dengan penambahan reagen anti-Rh 200 µL di sampel yang mengandung eritrosit, memberikan kadar kolesterol yang sama (tidak berbeda signifikan) terhadap kolesterol yang diukur pada serum normal.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Penambahan reagen anti-Rh efektif menurunkan kadar hemoglobin bebas dan mengurangi interferensi pada pemeriksaan kolesterol, tetapi kadar kolesterol tidak berbeda signifikan dengan serum normal (p &gt; 0,05.</p> Riska Dwi Putri, Alya Rahmaditya Arfan, Astrid Siska Pratiwi ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.fk.umi.ac.id/index.php/umimedicaljournal/article/view/360 Sat, 28 Jun 2025 17:17:49 +0000 Uji Efektivitas Antijamur Ekstrak Kunyit (Curcuma Domestica Val.) terhadap Jamur Malassezia Furfur secara in Vitro https://jurnal.fk.umi.ac.id/index.php/umimedicaljournal/article/view/338 <p><strong>Latar belakang:</strong> <em>Malassezia furfur</em> adalah penyebab <em>Pityriasis Versicolor</em> dengan prevalensi tinggi di daerah tropis seperti Indonesia. Kunyit (<em>Curcuma domestica Val.</em>) mengandung kurkumin, minyak atsiri, dan fenol yang berpotensi sebagai antijamur. Penelitian ini bertujuan mencari alternatif pengobatan antijamur berbasis herbal.</p> <p><strong>Metode:</strong> Penelitian <em>true experimental</em> dengani desain <em>Post-test Only Control Group</em> menggunakan metode sumuran. Ekstrak kunyit diperoleh melalui maserasi etanol 96% dengan konsentrasi 1%, 2,5%, dan 5%. Ketokonazol digunakan sebagai kontrol positif dan DMSO 10% sebagai kontrol negatif. Data dianalisis dengan <em>One Way ANOVA</em> dan <em>Post Hoc Bonferroni</em>.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Konsentrasi 1% dan 2,5% tidak menghambat jamur, sedangkan 5% menghasilkan zona hambat lemah (10,50 mm). Kontrol positif menunjukkan daya hambat tinggi (28,13 mm), sementara kontrol negatif tidak menunjukkan zona hambat.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Ekstrak kunyit 5% memiliki daya hambat lemah terhadap <em>Malassezia furfur</em>, sedangkan konsentrasi 1% dan 2,5% tidak efektif secara in vitro.</p> And Atikah Zhahirah Hamka, Andi Alamsyah Irwan ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.fk.umi.ac.id/index.php/umimedicaljournal/article/view/338 Sat, 28 Jun 2025 17:27:07 +0000 Luaran Pasien Geriatri dengan Sepsis di Unit Perawatan Intensif: Analisis Rasio Neutrofil Limfosit https://jurnal.fk.umi.ac.id/index.php/umimedicaljournal/article/view/333 <p><strong>Latar belakang:</strong> Sepsis merupakan kondisi mengancam jiwa yang ditandai dengan disfungsi organ akibat inflamasi sistematik sebagai respon disregulasi host terhadap infeksi yang dapat terjadi pada semua usia. Angka kematian pada satu tahun pertama pasien sepsis mencapai 31%. Namun, usia tua meningkatkan risiko mortalitas pada pasien geriatric dengan sepsis dikaitkan dengan penurunan fungsi sistem imun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan <em>neutrophil lymphocyte ratio</em> (NLR) dengan luaran pasien geriatric dengan sepsis.</p> <p><strong>Metode:</strong> Studi ini termasuk penelitian analitik observasional dengan pendekatan kohort retrospektif yang melibatkan sampel 40 orang. Data diolah dan dianalisis menggunakan SPSS 26.0. Uji <em>Mann-whitney U test</em> digunakan untuk menilai perbandingan NLR berdasarkan luaran pasien geriatri dengan sepsis.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Pasien geriatri dengan sepsis yang meninggal memiliki nilai NLR yang lebih tinggi dibandingkan yang hidup (25,27 (13,84 - 40,15); 7,14 (0,88 - 14,38)) dengan nilai signifikansi p&lt;0,05.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Kadar NLR yang tinggi berhubungan dengan mortalitas pada pasien geriatri dengan sepsis.</p> Farah Ekawati Mulyadi, Muhammad Wirawan Harahap, Faisal Sommeng, Berry Erida Hasbi ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.fk.umi.ac.id/index.php/umimedicaljournal/article/view/333 Mon, 30 Jun 2025 03:46:29 +0000 Tatalaksana Nyeri Paska Operasi Seksio Saesarea https://jurnal.fk.umi.ac.id/index.php/umimedicaljournal/article/view/341 <p><strong>Latar belakang:</strong> Seksio sesarea (SC) merupakan prosedur bedah yang sering dilakukan untuk mengatasi komplikasi obstetri. Namun, nyeri pasca SC menjadi tantangan utama yang dapat memperlambat pemulihan dan meningkatkan risiko nyeri kronis. Manajemen nyeri yang efektif diperlukan untuk mengoptimalkan hasil pascaoperasi. Artikel ini bertujuan merangkum pendekatan terkini manajemen nyeri pasca seksio sesarea secara farmakologis, regional, dan non-farmakologis untuk mendukung pengendalian nyeri yang efektif.</p> <p><strong>Isi:</strong> Nyeri pasca SC bersifat nosiseptif dan neuropatik, memerlukan pendekatan multimodal yang mencakup terapi farmakologis dan non-farmakologis. Obat seperti OAINS, opioid, dan anestesi lokal terbukti efektif, sementara teknik regional seperti morfin intratekal memberikan analgesia jangka panjang. Terapi non-farmakologis, termasuk CBT dan TENS, juga berperan dalam mempercepat pemulihan.</p> <p><strong>Kesimpulan</strong> Manajemen nyeri pasca SC sangat penting untuk mempercepat pemulihan dan mengurangi risiko nyeri kronis. Pendektakan terapi multimodal efektif mengurangi morbitas pasien paska SC.</p> Amiruddin Hidayatullah, Noviardi Noviardi ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.fk.umi.ac.id/index.php/umimedicaljournal/article/view/341 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000