Hubungan antara Kadar Plasminogen Activator Inhibitor-1 Serum dengan Derajat Kontrol Penderita Asma

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Andi Kartini Eka Yanti

Abstract

Latar Belakang: Asma merupakan penyakit heterogen ditandai hiperrespons dan inflamasi saluran napas. Proses inflamasi pada asma erat hubungannya dengan remodelling saluran napas. Plasminogen activator inhibitor-1 (PAI-1) adalah enzim penghambat pada cascade plasminogen-plasmin sehingga menyebabkan deposisi matrix extracellular dan proses fibrosis pada remodeling jalan napas. Salah satu faktor penyebab asma tidak terkontrol dihubungkan dengan proses remodeling jalan napas. Tujuan: Menilai hubungan antara kadar PAI-1 serum dengan derajat kontrol penderita asma. Metode: Penelitian observational ini menggunakan metode rancangan potong lintang, dilaksanakan pada bulan April-Juni 2016 di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dan RS Universitas Hasanuddin, pada penderita asma dengan umur >18 tahun, bukan perokok dan tidak menderita infeksi paru. Kadar PAI-1 diperiksa dengan metode teknik enzyme linked immune sorbent assay, dan metode analisa statistik menggunakan SPSS versi 22. Derajat kontrol asma dinilai menggunakan modifikasi kriteria GINA 2015. Hasil: Sebanyak 47 subyek asma yang diperiksa, berumur 20-74 tahun, perempuan lebih banyak dibanding laki- laki (70,2% vs 29,8%),76,6% subyek non-obes, dan 53,2% menderita asma tidak terkontrol. Didapatkan rentang kadar PAI-1 serum yaitu 0,95-33,39 U/mL dengan rerata 5,73+5,75. Pada subyek dengan asma tidak terkontrol, rerata kadar PAI-1 serum signifikan lebih tinggi dibanding asma terkontrol (p=0,003). Berdasarkan umur, subyek yang <50 tahun dengan derajat asma tidak terkontrol, rerata kadar PAI-1 serum signifikan lebih tinggi dibanding asma terkontrol (p=0,007). Subjek obese dengan asma tidak terkontrol, kadar PAI-1 lebih tinggi dibandingkan dengan subjek obese asma terkontrol, meskipun secara statistik tidak signifikan (p>0,05). Subjek non-obese dengan asma tidak terkontrol, kadar PAI-1 signifikan lebih tinggi dibandingkan subjek non-obese dengan asma terkontrol (p=0,007). Kesimpulan: Kadar PAI-1 ditemukan lebih tinggi secara bermakna pada asma tidak terkontrol.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##