Patofisiologi Penurunan Kognitif pada Penyakit Parkinson

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Suharti Suharti

Abstract

Penyakit Parkinson (PD) merupakan penyakit yang mengganggu pergerakan dan merupakan penyakit degeneratif sistem saraf pusat yang paling umum setelah Alzheimer. Parkinson biasanya terjadi pada usia 65 hingga 70 tahun. Kasus sebelum usia 40 tahun terjadi kurang dari 5%. Patologi pada PD ditandai oleh hilangnya intervasi neuron dopaminergik di subsantia nigra. Neurodegerasi PD tidak terbatas hanya pada neuron dopaminergik di substantia nigra, namun juga melibatkan sel-sel yang berlokasi di area otak lain yang saling terkoneksi. Gangguan motorik terjadi pada PD. Namun, seiring dengan perkembangan penyakit, dapat terjadi gangguan non-motorik seperti penurunan indra penciuman, disfungsi otonom, nyeri, kelelahan, gangguan tidur, gangguan kognitif dan psikiatrik. Penurunan kognitif, dalam bentuk penurunan fungsi eksekutif, visuospasial dan memori, serta demensia, merupakan aspek gangguan non-motorik dari penyakit parkinson. Hal tersebut berefek secara signifikan terhadap kualitas hidup penderita PD. Pemahaman terkait patologi yang mendasari penurunan kognitif pada PD memungkinkan dilakukannya intervensi dini dalam pencegahan perkembangan PD yang mengarah pada gangguan non-motorik. Neuropatologis utama PD adalah keberadaan Lewy bodies yang mengandung α-synuclein dan hilangnya neuron dopaminergik di substantia nigra, yang bermanifestasi penurunan fasilitasi gerakan sadar. Sejalan dengan perkembangan PD, patologi Lewy bodies menyebar ke daerah neokortikal dan kortikal. Neurodegenerasi daerah kortikal dan limbik yang luas, deposisi Lewy bodies, neuroinflamasi, small vascular disease (SVD), dan faktor genetik  terlibat dalam penurunan fungsi kognitif pada PD.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##