Analisis Antibodi Ireguler pada Reaksi Inkompatibel Darah Transfusi

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Irna Diyana Kartika
Hilma Yuniar Thamrin
Rachmawati Muhiddin
Mansyur Arif
Ibrahim Abdul Samad

Abstract

Latar belakang: Terjadi kasus inkompatibilitas karena pemberian darah yang inkompatibel dapat disebabkan oleh dua hal, yang pertama akibat ketidakcocokan golongan darah saat melakukan transfusi sehingga terjadi reaksi hemolisis intravaskular akut dan juga dapat disebabkan oleh reaksi imunitas antara antigen dan antibodi karena adanya golongan darah lain atau antibodi ireguler. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis antibodi ireguler pada hasil inkompatibilitas darah transfusi uji silang serasi darah transfusi.


Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan metode cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 70 sampel inkompatibel uji silang serasi yang ditemukan di Unit Bank Darah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dan Unit Donor Darah PMI Makassar. Dilakukan pemeriksaan golongan darah dan uji silang serasi jika sampel yang telah di lakukan uji silang serasi dan hasilnya terjadi reaksi inkompatibel golongan darah maka sampel tersebut  diambil kemudian di lanjutkan ke Direct antiglobulin test. Sampel yang Direct antiglobulin test positif dilanjutkan dengan pemeriksaan monospesifik yaitu tes IgG dan C3d. Analisis data menggunakan Metode analitik, yaitu dengan uji Chi Square untuk menilai variabel yang berhubungan dengan antibodi ireguler.


Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa, dari 70 sampel yang mengalami reaksi inkompatibilitas ternyata hanya 7 sampel yang positif memiliki antibodi ireguler, di antaranya Anti E 3 (4,29%), anti CDEd 1 (1,42%), dari ketujuh sampel yang positif terdapat 2 (2,86%) sampel yang positif semua pada sebelas sel panel tersebut dan terdapat 1 (1,42%) sampel yang positif pada sel panel kecil (sel 1 dan sel 2) untuk skrining antibodi.


Kesimpulan: Kejadian inkompatibel golongan darah sebagian besar bukan karena adanya antibodi ireguler, hanya sekitar 10% inkompatibel akibat antibodi ireguler terjadi maka skrining antibodi ireguler belum menjadi urgensi di setiap Unit pelayanan Transfusi darah maupun di unit Bank darah Rumah sakit.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##