DM Tipe II Terinfeksi COVID-19 dengan Hiperglikemia yang Sulit Terkendali Pasca Hipoglikemia

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Kadek Anggiswari Pradnya Angela
I Made Juliana

Abstract

Pendahuluan. Diabetes Melitus (DM) merupakan komorbid yang sering ditemukan pada penderita dengan COVID-19. Pasien COVID-19 dengan DM sering muncul dengan gejala hiperglikemia preprandial maupun postprandial. Kasus. Pasien laki-laki 51 tahun dengan DM tipe II terinfeksi COVID-19, gula darah 33 mg/dl saat opname. Dalam perawatan, setelah diberikan bolus dextrose 40% dan infus dextrose 10%, kadar gula darah meningkat hingga mencapai 197 mg/dl. Pasien mendapatkan terapi glukokortikoid Dexametason 3x5 mg intravena hari pertama sampai kelima. Selama injeksi glukokortikoid kadar gula darah naik turun antara 321-451 mg/dl dengan terapi insulin Glargine mencapai 16 IU dan insulin Aspart 3x10 IU subkutan. Setelah glukokortikoid dihentikan, kadar gula darah turun namun masih melebihi 180 mg/dl sebagai target pengendalian gula darah pada pasien critical ill COVID-19. Hari kedua belas, kadar gula darah mulai terkendali baik dengan dosis insulin Glargine 20 IU dan insulin Aspart 3x10 IU. Pembahasan. Glukokortikoid paling sering memprovokasi hiperglikemia, dikenal sebagai Steroid-Induced Hyperglycemia (SIH). SIH umumnya muncul 48 jam pertama pemberian steroid. COVID-19 juga dapat menyebabkan hiperglikemia melalui peningkatan sitokin proinflamasi dan reactive oxygen species, sehingga terjadi resistensi insulin dan hambatan sekresi insulin.  Simpulan. Dilaporkan kasus hiperglikemia karena SIH dan infeksi COVID-19 ditandai gula darah terkendali setelah glukokortikoid dihentikan dan COVID-19 memasuki fase penyembuhan.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##