Hubungan Status Fisik Pra Anestesi Umum dengan Waktu Pulih Sadar Pasien Pasca Operasi Mastektomi di RS Ibnu Sina Februari - Maret 2017
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Latar belakang: Keganasan yang menyerang wanita yaitu kanker payudara. Kanker yang terbatas pada payudara, pengobatannya hampir selalu pembedahan untuk mengangkat sebanyak mungkin tumor. Terdapat sejumlah pilihan pembedahan, pilihan utama adalah mastektomi yaitu pengangkatan seluruh payudara. Untuk memfasilitasi operasi ini, anestesi umum merupakan teknik yang paling sering dipilih. Untuk menentukan prognosis ASA (American Society of Anesthesiologists) membuat klasifikasi berdasarkan status fisik pasien pra anestesi yang membagi pasien ke dalam 5 kelompok atau kategori dari ASA I – V. Evaluasi pra anestesi pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas perioperatif dan untuk menghilangkan kecemasan pasien. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel berjumlah 8 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi di RS Ibnu Sina. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner data yang berupa daftar isian untuk mencatat status fisik pra anestesi umum dan waktu pulih masing-maisng pasien, serta lembar penilaian skala modifikasi sedasi Ramsay untuk mengukur tingkat sedasi pada pasien. Analisa data pada penelitian ini digunakan uji statistik bivariat menggunakan metode analisis korelasi Spearman rho. Hasil: Dari 8 sampel yang diperoleh, didapatkan 2 responden (25%) memiliki status fisik pra anestesi umum ASA I, 4 responden (50%) memiliki status fisik pra anestesi umum ASA II, dan 2 responden (25%) memiliki status fisik pra anestesi umum ASA III. Pada penelitian ini juga dilakukan pengukuran waktu pulih sadar dari anestesi umum yaitu waktu yang dihitung mulai voltile ditutup yang di lakukan pada jahitan terakhir kulit sampai dengan pasien mencapai modifikasi skala sedasi ramsay 2 dimana pasien dapat mencapai tingkat sedasi yang ringan, kooperatif, berorientasi dan tenang. Di dapatkan perbedaan rerata waktu pulih sadar pasien pasca operasi mastektomi dengan status fisik pra anestesi umum kirteria ASA 1 (12 menit), ASA II (26 menit 25 detik) dan ASA III (36 menit). Dari hasil pengujian data menunjukkan nilai sig. (2-tailed) 0,025 < 0,05, maka artinya terdapat hubungan yang signifikan (berarti) antara variabel independen dan variabel dependen sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada hubungan antara status fisik pra anestesi umum maka waktu pulih pasien pasca operasi mastektomi. Kesimpulan: Hasil penelitian di RS Ibnu Sina Februari – Maret 2017 menunjukkan adanya hubungan antara status fisik pra anestesi umum dengan waktu pullih pasien pasca operasi mastektomi dengan nilai sig. (2-tailed) 0,025 < 0,05 yang berarti H1 diterima.